PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN
Seiring berkembangnya zaman yang
semakin pesat, turut berkembang pula dunia bisnis. Perusahaan-perusahaan baru
bermunculan dan perusahaan-perusahaan lama yang dapat mengikuti perkembangan
zaman akan tetap bertahan begitu pulah sebaliknya perusahaan
yang tidak dapat mengikuti perkembangan zaman akan tersisihkan dalamdunia
bisnis atau pasar global yang semakin maju. Persaingan usaha menuntut
pelakuusaha untuk selalu berinovasi dan melakukan perbaikan di setiap waktu dan
di setiapsektor. Untuk itu perusahaan perlu melakukan perbaikan yang
berkesinambungan guna mempertahankan eksistensi perusahaan dalam dunia bisnis
yang semakin pesat.
Dalam melakukan perbaikan yang
berkesinambungan, perusahaan harus bias membaca situasi pasar sehingga
perusahaan mengetahui sektor apa saja yang yang
harusdiperbaiki dalam perusahaan. Kritik dan saran dari konsumen membantu
perusahaandalam melakukan perbaikan berkelanjutan. Untuk yang dilakukan
perusahaan dalam perbaikan berkesinambungan berhasil atau tidaknya dapat di
pengarui lingkungan eksternal serta lingkungan internal perusahaan
sendiri Dengan dilakukanya perbaikan berkesinambungan berhasil atau tidaknya
dapat diharapkan perusahaan akan tetap dapat bertahan di dunia bisnis
dengan persaingan sangat ketat saat ini
1. Apakah
konsep perbaikan berkesinambungan penting di Total Quality Managemen?
1. Untuk mengetahui konsep perbaikan
berkesinambungan penting di Total Quality Managemen
Kaizen adalah suatu filosofi dari
Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus
menerus atau berkesinambungan dalam perusahaan bisnis. Kaizen berasal dari
Bahasa Jepang yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen
bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik
/ benefit. Jadi Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik.
Kaizen disebut juga continous improvement yaitu perbaikan terus menerus. Jadi,
Kaizen adalah usaha terus menerus untuk memperbaiki proses yang terjadi dlm
sebuah organisasi/perusahaan.
Konsep kaizen ini mengasumsikan
bahwa hidup kita ( cara kerja, hidup bersosial atau rumah tangga ) seharusnya
berusaha untuk terus menerus mengalami perbaikan.
Meskipun perubahan di dalam Kaizen
tidak dramatis tetapi sedikit dan bertahap, perubahan yang diakibatkan dalam
jangka waktu tertentu cukup besar. Hal ini berbeda dengan perubahan yang
dihasilkan oleh western manajement yang biasanya dramatis.
Kaizen merupakan konsep Jepang
yang berarti perbaikan berkesinambungan.Pendekatan ini hanya dapat berhasil
dengan baik apabila disertai dengan usaha sumber daya manusia yang tepat. Untuk
mencapai perbaikan berkesinambungan, seorang manajer tidakcukup bila hnaya
menerima ide perbaikan, tetapi juga secara aktif mendorong setiap orang untuk
mengidentifikasi dan menggunakan kesempatan perbaikan atau dengan kata lain
„never accept the status quo‟. Pelaksanaan perbaikan proses berkesinambungan
meliputi :
1.
Penentuan
masalah dan pemecahan yang memungkinkan
2.
Pemilihan
dan implementasi pemecahan yang paling efektif dan efisien
3.
Evaluasi
ulang, standarisasi, dan pengulangan proses
2.2
PENDEKATAN PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN
Untuk mengikuti perubahan
lingkungan eksternal, seorang manajer harus mengubahorganisasi. Seorang manajer
harus selalu melakukan perbaikan yang berkesinambungan yangmerupakan usaha
konstan untuk mengubah dan membuat sesuatu menjadi lebih baik.Pendekatan TQM
terhadap perbaikan berbeda dengan pendekatan tradisional.
Beberapa perbedaan pokok diuraikan pada bagian berikut:
Aset
|
Pendekatan tradisional
|
TQM
|
Alasan
|
Focus pada produk baru,pengembangan,episodik,reaktif terhadap
masalah,hanya bias ada masalah besar.
|
Focus pada system yang luas ,tidak berakhir , proaktif
|
Pendekatan
Respon terhadap masyarakat
|
Trial dan error, huakuman, kekuatan,
menyembunyikan,karyawan yang bertanggung jawab.
|
Metodeilmiyah pembelajaran,keterbukaan
berusaha melakukan perbaikan system/proses, manajemen yang
bertangung jawab.
|
Pengambilan keputusan
|
Tujuan politis dan individu jangka pendek
|
Tujuan organisasional yamg strategic dan jangka panjang
|
Peranan Manajerial
|
Mengadminitrasikan menjaga status Quo
|
Mengubah status Quo, melakukan
|
Wewenang
|
Top-Driven melalui peraturan dan kebijkan
|
Costumer –driver melalui visi dan pemberdayaan
|
Fokus
|
Hasil bisnis melalui quota target
|
Hasil bisnis melalui kemampuan system, alat dikaitkan
dengan hasil
|
Control
|
Perencanaan sektor pelaporan pengevaluasian
|
Belajar statistika mengenai variasi penyebab
|
Alat
|
Mendegalasikan pada staf dan bawahan
|
Dimiliki manajer dan dilakukan oleh staf dan bawahan
|
\
11. Alasan (accasion)
Dalam pendekatan tradisional,
perbaikan tidak akan dilakukan jika tidak ada
masalah besar. Sedangkan dalam TQM perbaikan dilakukan pada setiap aspek dalam system
organisasi pada setiap kesempatan, bahkan pada saat tidak ada masalah besar.
22. Pendekatan (approach)
Dalam pendekatan tradisional, manajer melakukan perbaikan dengan
coba-coba (trialand error) Sedangkan dalam TQM manajer menggunakan
metode ilmiah untukmempelajari perubahan yang diusulkan dan akibat yang
dapat ditimbulkannya.
33. Respon terhadap
kesalahan
Dalam pendekatan tradisional, manajer tidak toleran terhadap
sebuah kesalahan danmemandang kesalahan sebagai kegagalan. Sedangkan dalam TQM
manajermemandang kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, walaupun pada
umumnyakesalahan itu tidak disukai.
44. Perspektif terhadap
pengambilan keputusan
Dalam pendekatan tradisional manajer membuat keputusan yang
secara
politis bermanfaat untuk mencapai tujuan jangka pendek personal. Sedangkan
dalam TQManajer membuat keputusan untuk mendukung tercapainya tujuan
strategis.
55. Peranan manajerial
Dalam pendekatan tradisional manajer mengadministrasikan
system yang ada dan memeliharanya. Sedangkan dalam TQM manajer tertantang untuk
melakukan perbaikan strategik untuk memenuhi permintaan diamsa yang akan
datang.
66. Wewenang
Dalam pendekatan tradisional, manajer membagikan wewenang
dari atsa ke bawahmelalui peraturan dan kebijakan. Sedangkan dalam TQM manajer
puncak masihmemegang wewenang, tetapi dibagikan dengan mengkomunikasikan pandangannyadan
memberdayakan para karyawan untuk merealisasikan pandangan tersebut.
77. Fokus
Dalam pendekatan tradisional, manajer berfokus pada perbaikan
bisnis melalui penentuan kuota dan target. Sedangkan dalam TQM
manajer berfokus pada perbaikanhasil bisnis melalui perbaikan kemammpuan
system.
88. Pengendalian
Dalam pendekatan tradisional, manajer mngendalikan organisasi
dengan menghitungskor kinerja individu, memeriksa laporn reguler, dan
mengevaluasi kinerja mereka.Sedangkan dalam TQM manajer secara statistik
mempelajari variasi untuk memahami penyebab kinerja yang buruk dan
mengubah sistem untuk memperbaiki kinerja.
99. Alat
Dalam pendekatan tradisional, manajer mendelegasikan alat
untuk memperbaiki padastaf atau bawahan yang memikirkan bagaimana cara untuk
mencapai target yang telahditetapkan. Sedangkan dalam TQM manajer mengasumsikan
tanggung jawab sebagaialat untuk melakukan perbaikan yang dilakukan oleh staf
atau bawahan.
2.3AKTIVITAS PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN
Dalam banyak organisasi, orang bekerja untuk
memenuhi spesifikasi dan merasa puasapabila pekerjaan mereka sesuai dengan
spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan. Jadiselama masalah belum
timbul, maka tidak perlu dipecahkan. Perbaikan berkesinambungantidak
sekedar memecahkan masalah, tetapi juga memperbaiki penyebab penyimpangan
dari standar yang ditetapkan. Sudah barang tentu perbaikan berkesinambungan
menjadi lebih sulitkarena semakin banyak perbaikan yang harus dilakukan. Ada
lima aktivitas pokok dalm perbaikan berkesinambungan, yaitu:
1. Komunikasi
Komunikasi
merupakan aspek yang sangat penting dalam perbaikan brkesinambungan.
Tanpa adanya komunikasi ,perbaikan berkesinambungan tidak dapat dilakukan
dengan baik. Komunikasi berguna untuk memberikan informasisebelum, selama, dan
sesudah adanya usaha perbaikan.
2. Memperbaiki masalah
yang nyata/ jelas
Permasalahan
yang terjadi seringkali tidak jelas,sehingga diperlukan penelitian untuk
mengidentifikasi dan mengatasinya. Oleh karena itu pendekatan ilmiyah sangat
penting dalam TQM.
3. Memandang ke hulu
Memandang ke hulu
berarti mencari penyebab suatu masalah, bukan gejalanya.
4. Mendokumentasi
kemajuan dan masalah
Dokumentasi
masalah dan kemajuan dilakukan agar apabila di kemudian hari kitamenjumapai
masalah yang sama, maka pemecahannya dapat dilakukan dengan cepat.
5. Memantau perubahan
Pemantauan secara objektif terhadap kinerja suatu proses setelah diadakan perubahan perlu dilakukan, karena kadang kala solusi yang diajukan untuk salah satu masalah belum tentu memecakan masalah tersebut secara tuntas.
Perbaikan kualitas terjadi begitu
saja , tetapi di rencanakan dan dilaksanakan secara sistematis dan tahap demi
tahap (step-by-step). Agar satu organisasi dapat melaksanakan perbaikan
berkesinambungan , organisasi tersebut harus terstruktur dengan tepat.
Langka-langka stukturisasi untuk perbaikan kualitas hidup menurut Joseph Juran
terdiri atas tiga langka berikut:
1. Membentuk dewan
kualitas.
Dewan kualitas bertanggung
jawab atas perbaikan berkesinambungan tanggung jawab dasar dewan kualitas
adalah untuk menggadakan , mengkoordinasi,dan mengelembagaan perbaikan kualitas
tahunan. Dewan kualitas harus melibatkan keputusan dari level eksekutif
perusahaan.
2.
Menyusun pernyataan tanggung jawab dewan kualitas
Pernyataan tanggung jawab meliputi :
a. Rumusan kebijakan yang berkaitan dengan kualitas
b. Patok duga dan dimensi yang harus ditetapkan (biaya kualitas rendah,dll)
c. Proses pembentukan tim dan pemilihan proyek
d. Sumber daya yang dibutukan
e. Implementasi proyek
f. Ukuran kualitas untuk memantau kemajuan dan melakukan usaha pemantau
g. Program penghargaan dan pengakuan yang digunakan
3. Membangun
infrastruktur yang diperlukan
Selain dewan kualitas yang merupakan basis usaha kualitas organisasi, infrastrukturkualitas juga diperlukan untuk mendukung usaha perbaikan yang dilakukan.
Organisasi memiliki sumber daya yang sangat terbatas, oleh karena itu harusdioptimalkan dan digunkaan untuk menghasilkan manfaat yang paling besar. Cara untukmemperoleh manfaat tersebut adalah meneliti dengan seksama bagian mana yang memerlukan perbaikan. Ada empat strategi yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasikebutuhan akan perbaikan, yaitu :
1. Menerapkan multi-voting.
Multi-voting mencakup penggunaan teknik brainstorming untuk menyusun daftar proyek perbaikan potensial. Dari daftar tersebut dipilih proyek yang mendapatkan prioritas untuk dilaksananakan.
2. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.
Pelanggan dilibatkan dalam proses identifikasi kebutuhan akan perbaikan. Kebutuhandasar pelanggan tersebut dijadikan dasar bagi proyek perbaikan
3. Mempelajari penggunaan waktu.
Strategi ini mempelajari bagaimana proses karyawan memanfaatkan waktunya.
4. Melokalisasikan masalah
Melokalisir masalah adalah membatasi tempat, saat, dan jumlah terjadinya suatumasalah. Dengan demikian sumber masalah dapat ditemukan dan diatasi dengan baik.
Pembelajaran merupakan dasar
rasional untuk bertindak yang merupakan elemen penting dalam
perbaikan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistim perbaikan
organisasi adalah :
a.
Pendidikan.
Bila
anggota organisasi sepakat dan terikat dengan usaha perbaikan, mereka pasti
mengerti mengapa perbaikan diperlukan. Rencana untuk penyelenggaraan
pendidikan bagi anggota organisasi mengenai konsep perbaikan harus dimulai dari
pendidikan terhadap manajemen.
b. Teladan.
Manajer
perusahaan bagi anggota organisasi untuk mempelajari dan bekerja untuk
perbaikan mungkin akan lebih berhasil apabila manajer memberi contoh dalam
berperilaku.
c. Tanggung
jawab yang jelas.
Semua
deskripsi kerja harus diubah untuk disesuaikan dengan perbaikan yang
diharapkan, kemudian karyawan diberi tanggungjawab terhadap output yang
dihasilkannya.
d. Perbaikan
didentifikasikan sebagai strategi yang penting.
Perencanaan
strategi harus menyatakan bahwa perbaikan kualitas sistim, proses dan produk
atau jasa merupakan strategi organisasi sehingga akan dilakukan dengan
sunguh-sunguh.
e. Identifikasi
dan prioritas tindakan perbaikan.
Untuk
mencapai tindakan perbaikan yang segnifikan, kegiatan perbaikan harus dipilih
yang memiliki dampak potensial terhadap costomer value dan tercapainya tujuan
organisasi.
f. Metode
sistimatis untuk perbaikan.
Jika
pembelajaran digunakan dalam konsep dan metode baru perbaikan, tim memerlukan
petunjuk bagaimana melakukan perbaikan tersebut.
g.
Pelatihan
Pelatihan dan petunjuk penggunaan alat dan metode perbaikan harus diberikan
pada anggota organisasi pada saat mereka mengerjakan proyek perbaikan
Review terhadap perbaikan Review terhadap proses
memungkinkan anggota tim untuk mengenali pekerjaannya dan mendukung peran baru
manajer sebagai guru. Adopsi proses tersebut memerlukan kondisi sebai berikut:
ü Manejer
harus memahami konsep dan metode perbaikan system dan proses.
ü Manejer
harus mengubah perannya, dari menilai hasil menjadi berpartisipasidalam
perbaikan dan pengembangan pengetahuan serta kemampuan orang yang ia kelola.
ü Manejer
harus yakin bahwa proses tersebut akan dapat memperbaiki kinerja jangka
panjang.
h.
Identifikasi
hambatan perbaikan
Identifikasi
hambatan perbaikan dapat berhasil hanya apabila anggota organisasi percaya
bahwa manajer tidak akan menghukum bila mereka jujur dan terdapat diskusi
terbuka mengenai masalah organisasi.
i. Mekanisme
untuk membagi pembelajaran. Macam-macam metode telah diusulkan untuk meningkatkan perbaikan
denganmembagi pembelajaran, yaitu dengan cara pertemuan untuk melaporkan hasil
kerjatim, mempublikasikan, dan mendiskusikannya.
j.
Pembelajaran
sistematis (PDSA)
Metode sistematis dirancang
untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat pembelajaranadalah metode ilmiah yang
dikenal dengan siklus PDSA.
·
Siklus PDSA (Plan-Do-Study-Act)
Penggunaan
siklus PDSA dimulai dengan menetapkan tujuan perbaikan. Tujuankegiatan perbaikan
selanjutnya dijelaskan dengan menerangkan jenis perbaikan yang akanterlihat
sebagai hasil kegiatan tim.
Tahap
pertama siklus adalah menyusun rencana. Tahap perencanaan meliputi penjelasan
studi yang akan dilakukan, tes untuk perubahan proses, atau eksperimen yang
akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Ada 5 tahap dala m penyusunan atau
pengembangan rencana perbaikan yaitu:
a) Pemahaman terhadap proses
Setiap anggota tim harus memahami proses yang ada sehingga anggota
tim dapatmengetahui masalah nyata yang harus dihadapi.
b) Mengeliminasi
KesalahanDalam menganalisis proses, tim mungkin
mengidentifikasikan kesalahan nyata yangharus segera dieliminasi sebelum
melakukan tahap selanjutnya.
c) Menghilangkan
KelambatanTahap ini meliputi analisis terhadap semua tahap dalam
proses untuk menentukanapakah tahap tersebut sesuai dengan tujuan. Bila tahap
yang tidak sesuai dengantujuan atau tidak efisien, maka harus segera diatasi
dengan segera.
d) Mengurangi variasi
Variasi dalam proses dapat dikarenakan oleh penyebab umum atau
penyebab khusus.Penyebab umum menghasilkan variasi kecil dan hamper selalu ada,
tetapi penyebabkhusus yang menghasilkan variasi kinerja yang lebih besar dan
tidak selalu terjadi.
e) Merencanakan perbaikan berkesinambungan
Pada saat tahap ini dimulai, proses yang dijadikan proyek
perbaikan telah berlangsung baik. Kuncinya sekarang adalah menjadikan perbaikan
berkesinambungan sebagai bagian dari usaha menjalankan bisnis.
Studi/tes
dilakukan pada tahap do. Ketidaksesuaian dengan rencana dicatat dandigunakan
dalam analisis. Tahap ketiga dari siklua adalah stidy. Hasil dari tahap
dodibandingkan dengan prediksi yang dibuat selama tahap perencanaan. Jika hasil
tidak sesuaidengan apa yang diprediksikan, teori yang ada dalam tahap
perencanaan dapat direvisi, jikahasilnya sudah sesuai dengan prediksi, tim
menentukan bagaimana kondisi studi yang berbeda dari kondisi yang akan
dilihat dari proses atau system dimasa yang akan datang.
Tahap
yang terakhir adalah ACT, tim menentukan tintakan apa yang tepat dilihat
darihasil ketiga tahap tersebut. Tindakan dapat berupa perubahan proses atau
sistem yangdipelajari tim atau tim melakukan tes lebih lanjut sebelum melakukan
perubahan. Tahap ACT juga memutuskan apa yang akan difokuskan pada
siklus selanjutnya.
SSTRATEGI
PERBAIKAN
Strategi standar yang biasa
digunakan untuk memperbaiki proses secara berkesinambungan adalah sebagai
berikut:
1. Menggambarkan proses yang ada.
Strategi ini ditempuh untuk
menjamin bahwa setiap orang yang terlibat dalam usaha perbaikan proses
telah memiliki pemahaman mengenai proses secara mendalam.
2. Membakukan prses.
Untuk melakukan perbaikan
proses secara berkesinambungan setiap orang yang terlibat dalam operasi harus
menggunakan prosedur yang sama.
3. Menghilangkan kesalahan dalam
proses
Strategi ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan yangsering terjadi dalam operasi
suatu proses.
4. Merampingkan proses
Dilaksanakan untuk mengurangi
waktu siklus produksi, dan menghapus tahap-tahapyang tidak perlu.
5.Mengurangi sumber-sumber
terjadinya variasi
Sumber-sumber ini dapat dilacak
berdasarkan perbedaan-perbedaan yang timbulkarena faktor
manusia,mesin,instrumen pengukuran,material,sumber material,kondisioperasi,dan
waktu operasi. Perbedaan antara orang yang berlainan dapat berupa tingkat
kemampuan,pelatihan, pendidikan , pengalaman,dan motivasi.
6.Menerapkan pengendalian
proses statistical.
Metode pengendaliaan proses
statistical (SPC) memungkinkan penghapusan variasi. Dengan demikian proses
dapat berjalan dan terpelihara dengan konsisten.
7.Memperbaiki rancangan.
Selain strategi yang umum
digunakan tersebut, Giorgio Merli mengemukakan dua puluh startegis perbaikan
berkesinambungan yang disebut”The Twenty Organizing Points of Total Manufacturing
Managemen” keduapuluh strategi tersebut adalah :
a. Pengurangan Lead Time
Leat time dapat dikurangi dengan jalan mengevaluasi faktor –faktor
seperti waktu pemrosesan order, waktu tunggu sebelum tahap produksi, lead time
pemanukfakturan , waktu penyimpanan , dan waktu pengiriman.
b. Flow productionAdalah produksi
yang berjalan dengan halus dan terus-menerus tanpa gangguan.
c. Group technology
Dengan group technology ,proses diatur sehingga aliran kerjanya
berbentuk huruf U.
d. Level produksi
Memecah lot besar menjadi lot yang berukuran lebih kecil.
Keuntungannya adalahdapat menghemat biaya penyimpanan bahan baku yang
dibutuhkan untuk lot ukuran besar.
e. Synchorized production
Berupaya untuk mensinkronkan kebutuhan suatu lini produksi
dengan pemasok bahan baku yang dibutuhkan lini produksi tersebut .
f. Overlapped production
Mengubah
lini produksi yang panjang dengan kapasitas lot yang besar menjadi
sel produksi dengan ukuran lot yang lebih kecil.
g. Sekedul yang fleksibelSel
produksi dan kemampuan untuk melakukan overlap productionmemberikankeluwesan
dalam hal penjadwalan .Semakin banyak pilihan yang tersedia bagi penjadwal
produksi, mereka akan semakin fleksibel dalam menyusun sekedul
h. Pull control
Konsep yang diterapkan untuk menghilangkan waktu menganggur antar
sekedul dalam proses produksi.
i. Visual control
Merupakan sistem penyebaran informasi yang memungkinkan
teridentifikasinya ketidak normalan yang terjadi dalam satu proses.
j. Stockless production
Merupakan pendekatan dalam menangani pekerjaan, sediaan,
perencanaan lead time, penyeimbangan proses, pemanfaatan kapasitas, dan siklus
sekedul yang mengurangi barang dalam proses.
k. Jidoka
Jidoka berarti menghentikan semua proses bila ditemukan
kerusakan sehingga tindakan untuk menghentikan suatu proses dan kemudian
memulai kegiatan produksi lainnya.
l. Pengurangan waktu setup
Meliputi segala aktivitas yang dapat
mengurangi waktu yang dibutukan untuk menghentikan suatu proses dan kemudian
memulai kegiatan produksi lainnya.
m. In process control.
Barang dalam proses merupakan barang yang menganggur ,
menunggu untuk diproseslebih lanjut.
n. Perbaikan kualitas
kualitasSelain meningkatkan produktivitas dengan menggunakan
berbagai strategi yang telahdibahas dalam bab ini, perlu pula melakukan
perbaikan kualitas secara simultan.
o. Total cost cycles.
Keputusan lebih didasarkan pada total cost cycles daripada biaya
suatu bagian prosessaja. Jadi,penekanannya adalah pada pengurangan biaya
keseluruhan.
p. Cost curves
Kurva dapat bermanfaat dalam membantu manajer untuk menghemat
biaya mengenai order.
q. Mushroom concept.
Dirancang untuk memperluas basis pelanggan suatu perusahaan dengan
jalanmenciptakan suatu produk yang bervariasi tetapi tetap dalam bentuk baku.
Hal inidapat dicapai dengan cara mempertahankan proses standar selama siklus
produksikeseluruhan dan hanya melakukan penambahan karakteristik yang
berbeda pada tahapakhir proses.
r. Pemasok sebagai mitra
Melibatkan pemasok sebagai mitra dalam seluruh fase pengembangan
produk.Apabila pemasok tersebut memahami apa yang diinginkan perusahaan ,maka
merekadapat berusaha membantu sebisa mungkin.
s. Total industrial engineering
Menggabungkan tiga unsur, organisasi , teknikal dan orang-orang
yang terkait dalam rangka melakukan perbaikan berkesinambunggan. Focus utama
total industrial engineering adalah perbaikan system industry, bukan perbuatan
manusia.
t. Total productive maintenance
(TPM)
TPM berarti memelihara semua sistem dan pealatan secara
terus-menerus dan tepatsepanjang waktu .Di tempat kerja yang sibuk, biasanya
mesin dan sistem kurangterpelihara. Bila ini terjadi maka sistem tersebut tidak
dapat mendukung produktivitasdan kualitas yang tinggi dalam rangka meningkatkan
daya saing.
Semua alat yang telah dibahas dalam bab 10 dipergunakan
dalam Kaizen. Selain itu ada pula alat lain untuk implementasi Kaizen. Beberapa
diantaranya dibahas pada bagian berikut.
11. Kaizen checklist
Kaizen merupakan perbaikan
berkesinambungan atas orang, proses, prosedur, danfaktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kualitas. Salah satu cara untukmengidentifikasi masalah yang dapat
menggambarkan peluang bagi perbaikan adalahmenggunakan suatu daftar pemeriksaan
(checklist ) terhadap faktor-faktor yang besarkemungkinannya
membutuhkan perbaikan. Faktor-faktor tersebut terdiri atas:
ü Personil
ü Teknik kerja
ü Metode kerja
ü Prosedur
kerja
ü Waktu
ü Fasilitas
ü Peralatan
ü System
ü Perangkat lunak
(software)
ü Alat-alat
ü Material
ü Layout pabrik
ü Volume produksi
ü Sediaan
ü Paradigm (cara berpikir)
22. Kaizen Five-Step Plan
Rencana lama langkah ini merupakan pendekatan dalam implementasi
Kaizen yangdigunakan perusahaan-perusahaan Jepang. Lima langkah ini sering pula
disebutGerakan 5-S yang merupakan inisial lima kata Jepang yang dimulai dengan
huruf S,yaitu Seiri, Seito, Seiso, Seikitsu, dan Shitsuke.
Langkah 1: Seiri (mengatur atau
membereskan).
Langkah ini bertujuan memisahkan antara yang perlu dan tidak perlu
serta membuangatau menyingkirkan yang tidak perlu dalam hal: Alat yang tidak
perlu dalam hal :
ü Mesin yang tidak dipakai
ü Produk cacat
ü Barang dalam proses
Langkah 2: Seiton (menyimpan dengan
teratur)
Alat dan material disimpan di tempat yang tepat secara teratur
sehingga siap pakai bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Langkah 3: Seiso (membersihkan).
Langkah ini untuk memelihara kebersihan tempat kerja sehingga
memiliki pekerjaandapat berjalan dengan efisien.
Langkah 4: Seiketsu (kebersihan
pribadi)
Langkah ini bertujuan untuk membersihkan karyawan agar bersih dan
rapi sehinggamemiliki penampilan yang mencerminkan profesionalisme dalam
melaksanakan tugaskerja
Langkah 5: Shitsuke (disiplin)
Langkah inimencakup ketaanan terhadap prosedur kerja yang bak. Hal
inimembutuhkan disipin pribadi.
33. Lima W dan satu H
Lima W dan satu H bukan hanya merupakan alat Kaizen. Alat ini juga
dipergunakansecara luas sebagai alat manajemn dalam berbgai lingkungan. Lima W
dan satu H yaitu Who ( siapa), What (apa), Where (dimana),
When (kapan), Why (mengapa ), dan How (bagaimana).Berkenaan
dengan suatu proses, pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan antara lain: siapa yang
melaksanakannya? siapa yang seharusnyamelaksanakan? Apa yang sedang dikerjakan?
Apa yang seharusnya dikerjakan? Dimana melaksanakannya? Mengapa dilaksanakan
dengan cara itu? Bagaimanamelaksanakannnya? Bagaimana seharusnya dilaksanakan?
44. Five-M Checklist
Alat ini berfokus pada lima
faktor kunci yang terlibat dalam setiap proses, yaitu Man/operator (orang),
Machine (mesin), Material
(material), Methods( metode), dan Measurement (pengukuran). Dalam
setiap proses, perbaikan dapat dilakukan dengan jalan memeriksa
aspek-aspek proses tersebut.
Perbaikan
yang berkesinambungan merupakan salah satu unsur paling
fundamentaldari TQM. Konsep perbaikan berkesinambungan diterapkan baik terhadap
proses produkmaupun orang yang melaksanakannya. Perbaikan berkesinambungan
menjadi faktor utamayang membuat perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya
agar tetap bisa bertahandalam dunia bisnis yang semakin pesat
saat ini. Perusahaan melakukan inovasi terhadap produk yang
dijual dipasar untuk dapat mempertahankan konsumennya, agar konsumen
tidaktertarik pada produk lain.
Suwendra,iwayan.2014.
Manajemen Kualitas Total. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Tjiptono,
Fandy. 2001. Total Quality Management Edisi Revisi.
Andi Ofset:Yogyakarta
Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Penerbit
Andi Yogyakarta.
Hariyadi. 2009. Pelatihan Penerapan standar internasional
berbasis Quality Management System. Penerbit
Nusantara Professional Education. Jakarta
No comments:
Post a Comment