JENIS-JENIS PARAGRAF
A. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat Dan
Tujuannya
1. Paragraf Pembuka
Tiap
jenis karangan akan mempunyai paragraf
yang membuka atau menghantar karangan itu atau menghantar pokok pikiran dalam
bagian karangan itu. Oleh sebab itu, sifat dari paragraf semacam itu harus
menarik minat dan perhatian pembaca, serta sangggup menyiapkan pikiran pembaca,
serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang sedang diuraikan.
Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang
hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.
Contoh:
Hari ini adalah
hari valentine – hari kasih sayang, di hari yang istimewa ini aku malah sedang
dilanda kebosanan. Berbeda dengan yang lain, mungkin yang sedang asik bertukar
cokelat dengan teman-temannya.“Hari valentine nggak berbeda jauh dari hari
lainnya” gumamku. Kerjaanku hanya meruntuk, tiduran, berdiam diri, istirahat,
makan dan minum obat. Aku sedang berada di rumah sakit, yeah, beberapa hari ini
keadaanku sedikit memburuk. Akhirnya aku diopname-kan di rumah sakit.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di
antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan
penulis terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh sebab itu, dalam mebentuk
paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu
paragraf dan paragraf yang lainnya harus teratur dan disusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung
pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, dan eksposisi,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
Contoh:
Bosan
sekali rasanya menahan sakit yang ada, tak ada teman berbicara, kerjaan hanya
tidur, minum obat dan makan. Sekarang masih jam sepuluh pagi, mungkin mereka
masih menunggu istirahat kedua. Siapa yang mau ke rumah sakit menjenguk
temannya? Mungkin bagi mereka, lebih baik di rumah saja – capek. Harus sampai
kapan aku di sini? Sudah seminggu nggak boleh juga pulang, emang aku sakit apa
sih? Kenapa harus aku yang merasakan ini? kenapa nggak yang lain saja?
Pertanyaan demi pertanyaan aku lontarkan begitu saja. Akhirnya aku menyerah
untuk bertanya kenapa aku sakit, buang waktu saja, lagian bertanya seperti itu
tidak akan ada untungnya juga. Toh aku tidak akan sembuh begitu aja setelah
1000 kali aku pertanyakan itu, aku tidak akan pergi juga dari kamar yang
dipenuhi dengan bau obat-obatan ini. Yah, percuma saja, mending aku tidur.
3. Paragraf Penutup
Paragraf
penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan. Dengan kata lain, paragraf
ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun
yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan
agar paragraf
penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal
yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan
yang bulat atau betul-betul mengakhiri uaraian itu serta dapat menimbulkan
banyak kesan kepada pembacanya.
Contoh:
Setelah
kurang lebih dua jam tidur aku mendengar kicauan-kicauan yang berisik.
Kicau-kicauan itu bukanlah kicauan burung, melainkan kicauan teman-temanku. Ku
buka mataku secara perlahan-lahan, melihat ke kanan dan ke kiriku, ternyata
benar, teman-teman dan guruku datang ke rumah yang penuh dengan bau obat-obatan
ini. ah, betapa senangnya aku bisa mendengar suara ribut di kelas, dan betapa
kangennya aku akan sekolahku, akan guru-guruku, akan semua pelajaran sekolahku.
Ini adalah hari valentine yang terindah bagiku.
B.
Jenis Paragraph Berdasarkan Letak
Kalimat Utama
1. Paragraf Deduktif
Paragraf
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian
diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat
utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.Dengan cara
menempatkan gagasan atau pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan
gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini
biasa disebut dengan paragraf
deduktif, yaitu kalimat utama terletak
di awal paragraf.
Contoh:
Salah
satu proses pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru-guru dalam kurikulum
2006 atau yang juga dikenal sebagi Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan (KTSP)
dalah mengembangkan kreativitas siswa secara optimal. Pengembangan kreativitas sangat
penting terlihat dari bergesernya peran guru. Dahulu, guru sering mendominasi
kelas, tetapi kini guru harus ebih banyak meberikan kesempatan kepada siwa
untuk berpran lebih aktif dan kreatif. Mebangun pemahaman yang baik kepada
siswa akan sulit jika fisik dan psikis mereka dalam keadaan tertekan.
2. Paragraf Induktif
Paragraf
ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian,
kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode
berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
Contoh:
Dahulu,
guru sering mendominasi kelas, tetapi kini guru harus ebih banyak meberikan
kesempatan kepada siwa untuk berpran lebih aktif dan kreatif. Mebangun pemahaman
yang baik kepada siswa akan sulit jika fisik dan psikis mereka dalam keadaan
tertekan. Oleh karena itu, muncullah
proses pembelajaran
yang dikembangkan
oleh guru-guru dalam kurikulum 2006 atau yang juga dikenal sebagi Kurikulum
Tingakat Satuan Pendidikan (KTSP).
3. Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada
paragraf ini kelimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf.
Dalam hai ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat
pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide poko. Jadi,
pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama bukan dua.
Contoh:
“Malam harinya kami mulai sibuk. Barang sewaan
mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh petugas. Keluarga inti
berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus diatur. Di mana tempat duduk
anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat pembawa acara, pembicara,
dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan
spreinya. sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. Ada pula yang
membuat panganan untuk penambah makanan kecil. Pokoknya semua bekerja.”
Gagasan
utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu: Malam harinya kami mulai sibuk. dan Pokoknya semua
bekerja.
4. Paragraf Tanpa Kalimat Utama atau Kalimat
pada Seluruh Pargraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama,
berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang mebangun paragraph
tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi.
Contoh:
Ombak
yang bergulung lembut sore itu benar-benar menunjukkan pesona. Perahu dengan
layar warna-warni menghiasi panorama nyata alam terbuka. Kilau rona kemuning sinar matahari sore.
Sukar
sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena
seluruh paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih
penting dari yang lain. Semuanya sama penting dan bersama-sama mebentuk
kesatuan dari paragraf tersebut.
5. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat
utamanya terletak di tengah-tengah paragraf. Dalam pargraf ini kalimat-kalimat
penjelas dipaparkan terlebih dahulu, lalu diikuti kalimat utamanya, dan
diakhiri dengan kalimat-kalimat penjelas lagi
Contoh:
Bencana banjir sering terjadi diakibatkan adanya curah
hujan yang sangat deras. Ada cara untuk mengurangi atau mencegah terjadinya
banjir misalnya, tidak membuang sampah sembarangan (selokan, sungai dan
lain-lain) menjaga kebersihan lingkungan, dan membuat satu program untuk
menanggulangi banjir. Dengan begitu banjir dapat teratasi dapat teratasi.
C. Paragraph Berdasarkan Bentuk Unit
Tulisan/Sifat Isinya
1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan
suatu peristiwa tau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur
cerita, tokoh, setting dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat
utama.
Contoh:
Pada
tanggal 15 Desember nanti, sekolah adik saya libur selama dua minggu lebih dan
akan berakhir pada tangga 3 Januari nanti. Keluarga saya tidak menyia-nyiakan
waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu kami memilih berlibur
ke Surabaya. Pagi-pagi kami telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang
nantinya diperlukan disepanjang perjalanan nanti. Sepenjang perjalanan, kami
mengiringinya dengan nyanyian. Betapa senangnya aku ketika sampai di Surabaya.
Dengan hati suka ria, aku sambut kota Surabaya dengan senyuman manisku. Kota
Surabaya merupakan kota yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu,
kami pergi ke mall untuk berbelanja sepuasnya. Setelah itu kami ke pergi ke
rumah nenek untuk menginap bebapa hari, disana kami melepas lelah yang kami
rasakan.Tak terasa hari berganti hari. Hari libur pun telah usai. Tak rela
rasaya kebahagiaan ini berakhir.
2. Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah salah satu jenis
karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif
apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek
yang dimaksud.
Contoh:
Ombak yang bergulung lembut sore itu benar-benar
menunjukkan pesona. Perahu dengan layar warna-warni menghiasi panorama nyata
alam terbuka. Kilau rona kemuning sinar matahari sore. Sementara,
wajah masam wanita muda berpaling, bahwa pesona keindahan alam tak mau berpihak
pada kisah asmaranya. Pemuda yang telah melukis kisah indah di hatinya ternyata
tega berkhianat. Kesuciannya dirampas karena janji-janji kosong.
3. Paragraf Argumentasi
Paragraf
argumentasi adalah paragraf
atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan
kesimpulan. Kesimpulan ini membedakan argumentasi dari eksposisi.
Contoh:
Bali adalah nama salah
satu provinsi di Indonesia. Bali juga sering disebut sebagai Pulau Dewata
karena sebagian besar penduduknya beragama Hindu. Bali menjadi tujuan
pariwisata karena Bali banyak mempunyai seni dan budaya sehingga banyak
wisatawan yang datang ke Bali baik wisatawan domestik maupun wisatawan lokal.
Selain itu bali juga banyak memiliki tujuan objek wisata seperti Pantai Kuta,
Tanah Lot, Danau Beratan dan laim sebagainya.
4. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan
memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Contoh:
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia. Lingkungan
yang sehat akan sangat bermanfaat bagi kita semua. Tetapi dewasa ini banyak terjadi
kerusakan lingkungan Kerusakan
lingkungan adalah dampak dari tindakan manusia yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku mutu lingkungan. Agar
kerusakan lingkungan tidak terjadi semakin parah maka perlu dibuat pengendalian
kerusakan atau pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu,
marilah kita menjaga lingkungan ini dengan baik karena lingkungan yang sehat
akan membuat hidup kita sehat pula.
5. Paragraf Eksposisi
Paragraf
eksposisi adalah paragraph yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik
dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Dalam
paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan yaitu:
5.1 Eksposisi Definisi
contoh:
HIV
merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV adalah suatu virus
yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan
infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan
defisiensi (kekurangan) sistem imun. HIV merupakan retrovirus yang menyerang sel-sel
sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya.
Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang
terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem
kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit. Orang yang kekebalan
tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai
ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak
mengalami defisiensi kekebalan.
5.2 Eksposisi Proses
contoh:
Penyakit flu juga dikategorikan ke dalam penyakit yang
begitu menyiksa. Bagaimana tidak penyakit ini selalu disertai dengan hidung
yang tersumbat. Apalagi kalau flu itu disertai dengan demam. Tapi bisa
disembuhkan dengan beberapa bahan sederhana yang biasa ada di dapur, kenapa
tidak memanfaatkan bahan-bahan sederhana itu. Bahan-bahan sederhana itu dapat
diolah menjadi resep minuman yang berkhasiat meredakan flu dan demam. Cara
membuatnya cukup mudah yaitu rebus air putih dan jahe hingga mendidih, matikan
api kompornya, lalu tuang ke dalam cangkir (gelas), kemudian tambahkan madu,
aduk hingga semua bahan tercampur rata, minuman berkhasiat meredakan flu dan
demam siap diminum.
5.3 Eksposisi Klasifikasi
contoh:
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan
rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau
bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya
rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang
mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat
bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat
desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.
5.4 Eksposisi Ilustrasi
contoh:
Banjir bandang yang dirasakan warga di Jakarta tepatnya
di daerah Bekasi, Senin (8/12/2014), dengan kedalaman 10 cm diatas lutut orang
dewasa pada pukul 15.30 wib. Tak hanya warga warga bekasi, banjir tersebut
ternyata juga dirasakan oleh warga yang berada di wilayah Tanjung Priuk. Para
waraga pergi ke luar rumah untuk mencari tempat yang aman dari banjir.
5.5 Eksposisi Perbandingan &
Pertentangan
contoh:
Joko Widodo yang sekarang telah menjabat sebagai Presiden
di Indonesia dikenal sebagai sosok pemimpin yang merakyat, selalu melakukan
blusukan untuk mendengar aspirasi dari rakyat, Joko Widodo merupakan sosok
pemimpin yang berkharismatik, dan mau bergelut di masayarkat. Sosok Jokowi
berbeda dengan pemimpin yang lainnya, yang hanya bisa duduk manis di kantornya
yang belum memberikan aksi nyata untuk daerah.
5.6
Eksposisi Laporan
contoh:
Kelas
1C terdapat 31 mahasiswa, yang terdiri dari :
a.
Laki-laki : 27 orang
b.
Permpuan : 4 orang
Sumber Daftar Pustaka:
Ahmad,
Mukhsin. 1990 Penyusun dan Pengembangan
Paragraf Serta Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang:Yayasan Asah Asih
Asuh Malang( YA3 Malang)
No comments:
Post a Comment