Saturday, September 8, 2018

JENIS-JENIS PARAGRAF




JENIS-JENIS PARAGRAF




A. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat Dan Tujuannya
 1. Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh sebab itu, sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sangggup menyiapkan pikiran pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.
Contoh: 
Hari ini adalah hari valentine – hari kasih sayang, di hari yang istimewa ini aku malah sedang dilanda kebosanan. Berbeda dengan yang lain, mungkin yang sedang asik bertukar cokelat dengan teman-temannya.“Hari valentine nggak berbeda jauh dari hari lainnya” gumamku. Kerjaanku hanya meruntuk, tiduran, berdiam diri, istirahat, makan dan minum obat. Aku sedang berada di rumah sakit, yeah, beberapa hari ini keadaanku sedikit memburuk. Akhirnya aku diopname-kan di rumah sakit.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh sebab itu, dalam mebentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dan paragraf yang lainnya harus teratur dan disusun secara logis.


Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, dan eksposisi, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
Contoh: 
Bosan sekali rasanya menahan sakit yang ada, tak ada teman berbicara, kerjaan hanya tidur, minum obat dan makan. Sekarang masih jam sepuluh pagi, mungkin mereka masih menunggu istirahat kedua. Siapa yang mau ke rumah sakit menjenguk temannya? Mungkin bagi mereka, lebih baik di rumah saja – capek. Harus sampai kapan aku di sini? Sudah seminggu nggak boleh juga pulang, emang aku sakit apa sih? Kenapa harus aku yang merasakan ini? kenapa nggak yang lain saja? Pertanyaan demi pertanyaan aku lontarkan begitu saja. Akhirnya aku menyerah untuk bertanya kenapa aku sakit, buang waktu saja, lagian bertanya seperti itu tidak akan ada untungnya juga. Toh aku tidak akan sembuh begitu aja setelah 1000 kali aku pertanyakan itu, aku tidak akan pergi juga dari kamar yang dipenuhi dengan bau obat-obatan ini. Yah, percuma saja, mending aku tidur.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.

Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uaraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.
Contoh:
Setelah kurang lebih dua jam tidur aku mendengar kicauan-kicauan yang berisik. Kicau-kicauan itu bukanlah kicauan burung, melainkan kicauan teman-temanku. Ku buka mataku secara perlahan-lahan, melihat ke kanan dan ke kiriku, ternyata benar, teman-teman dan guruku datang ke rumah yang penuh dengan bau obat-obatan ini. ah, betapa senangnya aku bisa mendengar suara ribut di kelas, dan betapa kangennya aku akan sekolahku, akan guru-guruku, akan semua pelajaran sekolahku. Ini adalah hari valentine yang terindah bagiku.

B. Jenis Paragraph Berdasarkan Letak Kalimat Utama
1. Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.Dengan cara menempatkan gagasan atau pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
Contoh:
Salah satu proses pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru-guru dalam kurikulum 2006 atau yang juga dikenal sebagi Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan (KTSP) dalah mengembangkan kreativitas siswa secara optimal. Pengembangan kreativitas sangat penting terlihat dari bergesernya peran guru. Dahulu, guru sering mendominasi kelas, tetapi kini guru harus ebih banyak meberikan kesempatan kepada siwa untuk berpran lebih aktif dan kreatif. Mebangun pemahaman yang baik kepada siswa akan sulit jika fisik dan psikis mereka dalam keadaan tertekan.
2. Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
Contoh:
Dahulu, guru sering mendominasi kelas, tetapi kini guru harus ebih banyak meberikan kesempatan kepada siwa untuk berpran lebih aktif dan kreatif. Mebangun pemahaman yang baik kepada siswa akan sulit jika fisik dan psikis mereka dalam keadaan tertekan. Oleh karena itu, muncullah proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru-guru dalam kurikulum 2006 atau yang juga dikenal sebagi Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan (KTSP).
3. Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kelimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hai ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide poko. Jadi, pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama bukan dua.
Contoh:
Malam harinya kami mulai sibuk. Barang sewaan mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh petugas. Keluarga inti berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus diatur. Di mana tempat duduk anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat pembawa acara, pembicara, dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. Ada pula yang membuat panganan untuk penambah makanan kecil. Pokoknya semua bekerja.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu: Malam harinya kami mulai sibuk. dan Pokoknya semua bekerja.
4. Paragraf Tanpa Kalimat Utama atau Kalimat pada Seluruh Pargraf
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang mebangun paragraph tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. 
Contoh:
Ombak yang bergulung lembut sore itu benar-benar menunjukkan pesona. Perahu dengan layar warna-warni menghiasi panorama nyata alam terbuka. Kilau rona kemuning sinar matahari sore.

Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting dan bersama-sama mebentuk kesatuan dari paragraf tersebut.
5. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah paragraf. Dalam pargraf ini kalimat-kalimat penjelas dipaparkan terlebih dahulu, lalu diikuti kalimat utamanya, dan diakhiri dengan kalimat-kalimat penjelas lagi
Contoh:
Bencana banjir sering terjadi diakibatkan adanya curah hujan yang sangat deras. Ada cara untuk mengurangi atau mencegah terjadinya banjir misalnya, tidak membuang sampah sembarangan (selokan, sungai dan lain-lain) menjaga kebersihan lingkungan, dan membuat satu program untuk menanggulangi banjir. Dengan begitu banjir dapat teratasi dapat teratasi. 

C. Paragraph Berdasarkan Bentuk Unit Tulisan/Sifat Isinya
1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa tau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama. 
Contoh:
Pada tanggal 15 Desember nanti, sekolah adik saya libur selama dua minggu lebih dan akan berakhir pada tangga 3 Januari nanti. Keluarga saya tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu kami memilih berlibur ke Surabaya. Pagi-pagi kami telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan disepanjang perjalanan nanti. Sepenjang perjalanan, kami mengiringinya dengan nyanyian. Betapa senangnya aku ketika sampai di Surabaya. Dengan hati suka ria, aku sambut kota Surabaya dengan senyuman manisku. Kota Surabaya merupakan kota yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, kami pergi ke mall untuk berbelanja sepuasnya. Setelah itu kami ke pergi ke rumah nenek untuk menginap bebapa hari, disana kami melepas lelah yang kami rasakan.Tak terasa hari berganti hari. Hari libur pun telah usai. Tak rela rasaya kebahagiaan ini berakhir. 
2. Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud.
Contoh:
Ombak yang bergulung lembut sore itu benar-benar menunjukkan pesona. Perahu dengan layar warna-warni menghiasi panorama nyata alam terbuka. Kilau rona kemuning sinar matahari sore. Sementara, wajah masam wanita muda berpaling, bahwa pesona keindahan alam tak mau berpihak pada kisah asmaranya. Pemuda yang telah melukis kisah indah di hatinya ternyata tega berkhianat. Kesuciannya dirampas karena janji-janji kosong.
3. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini membedakan argumentasi dari eksposisi.
Contoh:
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia. Bali juga sering disebut sebagai Pulau Dewata karena sebagian besar penduduknya beragama Hindu. Bali menjadi tujuan pariwisata karena Bali banyak mempunyai seni dan budaya sehingga banyak wisatawan yang datang ke Bali baik wisatawan domestik maupun wisatawan lokal. Selain itu bali juga banyak memiliki tujuan objek wisata seperti Pantai Kuta, Tanah Lot, Danau Beratan dan laim sebagainya. 
4. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Contoh:
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan yang sehat akan sangat bermanfaat bagi kita semua. Tetapi dewasa ini banyak terjadi kerusakan lingkungan  Kerusakan lingkungan adalah dampak dari tindakan manusia yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku mutu lingkungan. Agar kerusakan lingkungan tidak terjadi semakin parah maka perlu dibuat pengendalian kerusakan atau pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu, marilah kita menjaga lingkungan ini dengan baik karena lingkungan yang sehat akan membuat hidup kita sehat pula.
5. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraph yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan yaitu:
5.1 Eksposisi Definisi
contoh:
HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. HIV merupakan retrovirus yang menyerang sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan.
5.2 Eksposisi Proses
contoh: 
Penyakit flu juga dikategorikan ke dalam penyakit yang begitu menyiksa. Bagaimana tidak penyakit ini selalu disertai dengan hidung yang tersumbat. Apalagi kalau flu itu disertai dengan demam. Tapi bisa disembuhkan dengan beberapa bahan sederhana yang biasa ada di dapur, kenapa tidak memanfaatkan bahan-bahan sederhana itu. Bahan-bahan sederhana itu dapat diolah menjadi resep minuman yang berkhasiat meredakan flu dan demam. Cara membuatnya cukup mudah yaitu rebus air putih dan jahe hingga mendidih, matikan api kompornya, lalu tuang ke dalam cangkir (gelas), kemudian tambahkan madu, aduk hingga semua bahan tercampur rata, minuman berkhasiat meredakan flu dan demam siap diminum.
5.3 Eksposisi Klasifikasi
contoh: 
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.
5.4 Eksposisi Ilustrasi
contoh:
Banjir bandang yang dirasakan warga di Jakarta tepatnya di daerah Bekasi, Senin (8/12/2014), dengan kedalaman 10 cm diatas lutut orang dewasa pada pukul 15.30 wib. Tak hanya warga warga bekasi, banjir tersebut ternyata juga dirasakan oleh warga yang berada di wilayah Tanjung Priuk. Para waraga pergi ke luar rumah untuk mencari tempat yang aman dari banjir.
5.5 Eksposisi Perbandingan & Pertentangan 
contoh:
Joko Widodo yang sekarang telah menjabat sebagai Presiden di Indonesia dikenal sebagai sosok pemimpin yang merakyat, selalu melakukan blusukan untuk mendengar aspirasi dari rakyat, Joko Widodo merupakan sosok pemimpin yang berkharismatik, dan mau bergelut di masayarkat. Sosok Jokowi berbeda dengan pemimpin yang lainnya, yang hanya bisa duduk manis di kantornya yang belum memberikan aksi nyata untuk daerah.
5.6 Eksposisi Laporan
contoh:
Kelas 1C terdapat 31 mahasiswa, yang terdiri dari :
a. Laki-laki   : 27 orang
b. Permpuan : 4 orang



Sumber  Daftar Pustaka: 
Ahmad, Mukhsin. 1990 Penyusun dan Pengembangan Paragraf Serta Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang:Yayasan Asah Asih Asuh  Malang( YA3 Malang)




No comments:

Post a Comment