Tuesday, September 11, 2018

FAKTA TENTANG BUNGA MATAHARI


 FAKTA TENTANG BUNGA MATAHARI


            Tanaman bunga matahari memiliki nama latin Helianthus annuus atau sering dijuluki “sun-flower” merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan Peru di Amerika Latin. Sejak awal tahun 1700-an tanaman bunga matahari menyebar ke banyak negara. Pada abad ke-18 tanaman bunga matahari telah dibudidayakan secara besar-besaran di Jerman, Prancis, Rumania, Bulgaria, Rusia, Hongaria, USA, Meksiko, Argentina, dan beberapa negara Afrika. Pertanaman paling luas terdapat di kaukus Utara, Ukraina, sepanjang Sungai Wolga di Rusia, Balkan, dan Argentina.
            Tanaman ini mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907 oleh seorang ahli pertanian Belanda. Di Indonesia tanaman bunga matahari tersebar hingga ke pelosok desa sebagai tanaman hias. Namun, sejalan dengan permintaan produksi biji terus meningkat, pengembangan budi daya tanaman bunga matahari mendapat perhatian di beberapa tempat, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
            Di Indonesia, bunga matahari sudah diteliti sejak tahun 1970. Pengembangan tanaman bunga matahari dilakukan di Desa Sindangkasih, Kabupaten Kendari, Sulawesi Utara. Hasil biji bunga matahari per hektar bisa mencapai 2,1 ton. Namun pada waktu itu, kualitasnya masih belum sesuai dengan standar untuk diolah lebih lanjut.  
Di Indonesia, pada mulanya tanaman bunga matahari dikenal sebagai tanaman hias, tetapi kini manfaatnya semakin luas, yakni sebagai bahan baku dalam berbagai bidang industri, bahkan di Eropa, tanaman bunga matahari diandalkan sebagai salah satu primadona penghasil minyak nabati.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan tanaman bunga matahari, yakni sebagai berikut.
1.      Bunga matahari termasuk keluarga Compositae sangat digemari oleh lebah untuk dimanfaatkan nektar (madunya) dan sari bunganya. Nektar dan sari bunga bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tanaman bunga matahari dikembangkan di negara-negara subtropis untuk  memenuhi kebutuhan minyak goreng. Misalnya, Tanzania, merupakan salah satu negara di Afrika yang menjadi produsen biji matahari di daerah tropis.
2.      Bunga matahari menghasilkan biji yang mengandung minyak makan yang tidak banyak mengandung asam lemak yang jenuh. Sifat tersebut berarti penting sekali bagi manusia, karena penggunaan minyak bunga matahari tidak akan mengganggu kesehatan. Minyak biji bunga matahari dari pemerasan pertama, dapat disamakan dengan minyak zaitun dan dapat digunakan sebagai minyak goreng, salads, margarine, dan minyak rambut. Minyak bunga matahari dari pemerasan kedua dapat dibuat sabun, lilin, minyak pilincir, dan akhirnya sebagai pengganti minyak tanah untuk penerangan.
3.      Batang keseluruhannya dibuat kompos merupakan rabuk organis yang tinggi kadar kaliumnya. Batang, bunga, buah, dan ampas dari biji bunga matahari merupakan makanan yang sehat bagi ternak sapi perah maupun ayam petelur. Batang, kepala bunga, dan sekam bijinya apabila dihancurkan dapat digunakan sebagai makanan ternak.
4.      Biji bunga matahari dibuat kwaci seperti kwaci biji semangka, dan dapat dimakan mentah yang rasanya gurih. Biji bunga matahari secara langsung dapat digunakan sebagai makanan burung (biji-biji kecil) dan ayam petelur.
5.      Kulit biji (sekam) dapat digunakan untuk membuat ampelas yang halus.
6.      Ampas minyak karena mengandung protein yang tinggi kadarnya merupakan makanan sapi perah dan ayam petelur yang sangat baik.
7.      Menanam tanaman bunga matahari di pekarangan merupakan tanaman hias yang megah dan menarik.
Tujuan utama dari budi daya tanaman bunga matahari adalah menghasilkan bijinya. Biji bunga matahari sebagai sumber minyak nabati banyak dibutuhkan dalam industri makanan, kosmetik, kesehatan, dan lain-lain. Orang-orang Rusia sejak abad ke-18 sudah biasa memakan biji bunga matahari, baik secara mentah, direndang maupun diasin.
Biji bunga matahari kaya akan gizi. Berat keping bijinya berkisar antara 50% sampai 75% dari berat biji keseluruhan. Biji bunga matahari mengandung sekitar 24% sampai 35% minyak untuk biji berkulit dan 45% sampai 55%  minyak untuk biji tanpa kulit. Minyak ini mengandung asam lemak tidak jenuh, mencapai 88% yang didominasi kandungan asam linoleat yang mencapai 44% sampai 72%. Minyak bunga matahari termasuk golongan minyak rendah kolestelrol menyaingi minyak jagung, minyak kacang tanah, dan minyak kedelai, sehingga sangat baik untuk kesehatan.
Perbandingan kandungan minyak dengan kadar asam lemak yang jenuh dan tidak jenuh pada beberapa jenis minyak nabati, seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1 Perbandingan Kandungan Asam Lemak Pada Beberapa Jenis Minyak Nabati.

No

Jenis Minyak Nabati
Asam Lemak (%)
Jenuh
Tidak Jenuh
1
Mentega asli
59
41
2
Minyak jagung
12
88
3
Margarine
27
73
4
Palm oil
48
52
5
Minyak kacang tanah
19
81
6
Minyak kesumba
8
92
7
Minyak kedelai
18
82
8
Minyak wijen
15
85
9
Minyak bunga matahari
12
88
Sumber: Rismunandar (dalam Rukmana, 2004:7)
Struktur kulit biji bunga matahari bervariasi, dari tipis sampai tebal dank eras, serta permukaannya kasar. Kulit biji yang tipis mudah dipisahkan dari keping bijinya, sedangkan kulit biji yang tebal akan sulit dipisahkan dari keping bijinya. Berat kulit biji berkisar antara 35% sampai 50% dari berat biji keseluruhan, sisanya adalah keping bijinya. Kadar kimiawi keping biji bunga matahari terdiri atas minyak 36% sampai 50%, protein 13% sampai 20%, sisanya berupa karbohidrat, mineral, dan lain-lain.
Minyak bunga matahari diperoleh dengan cara diperas dingin atau tanpa pemanasan terlebih dahulu. Karakteristik minyak bunga matahari adalah berwarna kuning sitrun (warna kulit jeruk sitrun yang sudah matang) dan rasanya agak manis, sehingga dapat disamakan dengan minyak zaitun. Minyak bunga matahari tergolong minyak nabati yang sifatnya dapat mongering perlahan-lahan (semi drying oil) yang mengandung 44% sampai 72% asam linoleic atau asam lemak yang tak jenuh.
            Pada saat proses pembuatan minyak bunga matahari akan dihasilkan ampas. Ampas ini sebagai hasil pemerasan pertama masih mengandung protein 13% sampai 20% dan dapat menghasilkan minyak nomor dua yang berwarna agak kehitam-hitaman.






SUMBER PUSTAKA:
Rukmana, Rahmat. 2004. Budi Daya Bunga Matahari. Cetakan Pertama. Semarang: CV. Aneka Ilmu

No comments:

Post a Comment