Tanaman
bunga matahari memiliki nama latin Helianthus
annuus atau sering dijuluki “sun-flower” merupakan tanaman yang berasal
dari Meksiko dan Peru di Amerika Latin. Sejak awal tahun 1700-an tanaman bunga
matahari menyebar ke banyak negara. Pada abad ke-18 tanaman bunga matahari
telah dibudidayakan secara besar-besaran di Jerman, Prancis, Rumania, Bulgaria,
Rusia, Hongaria, USA, Meksiko, Argentina, dan beberapa negara Afrika.
Pertanaman paling luas terdapat di kaukus Utara, Ukraina, sepanjang Sungai
Wolga di Rusia, Balkan, dan Argentina.
Tanaman ini mulai dikenalkan di
Indonesia pada tahun 1907 oleh seorang ahli pertanian Belanda. Di Indonesia
tanaman bunga matahari tersebar hingga ke pelosok desa sebagai tanaman hias.
Namun, sejalan dengan permintaan produksi biji terus meningkat, pengembangan
budi daya tanaman bunga matahari mendapat perhatian di beberapa tempat,
terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Di Indonesia, bunga matahari sudah
diteliti sejak tahun 1970. Pengembangan tanaman bunga matahari dilakukan di
Desa Sindangkasih, Kabupaten Kendari, Sulawesi Utara. Hasil biji bunga matahari
per hektar bisa mencapai 2,1 ton. Namun pada waktu itu, kualitasnya masih belum
sesuai dengan standar untuk diolah lebih lanjut.
Di Indonesia, pada
mulanya tanaman bunga matahari dikenal sebagai tanaman hias, tetapi kini
manfaatnya semakin luas, yakni sebagai bahan baku dalam berbagai bidang
industri, bahkan di Eropa, tanaman bunga matahari diandalkan sebagai salah satu
primadona penghasil minyak nabati.
Berikut ini adalah
beberapa kegunaan tanaman bunga matahari, yakni sebagai berikut.
1.
Bunga matahari termasuk keluarga Compositae sangat digemari oleh lebah
untuk dimanfaatkan nektar (madunya) dan sari bunganya. Nektar dan sari bunga bermanfaat
bagi kesehatan manusia. Tanaman bunga matahari dikembangkan di negara-negara
subtropis untuk memenuhi kebutuhan
minyak goreng. Misalnya, Tanzania, merupakan salah satu negara di Afrika yang
menjadi produsen biji matahari di daerah tropis.
2.
Bunga matahari menghasilkan biji yang
mengandung minyak makan yang tidak banyak mengandung asam lemak yang jenuh.
Sifat tersebut berarti penting sekali bagi manusia, karena penggunaan minyak
bunga matahari tidak akan mengganggu kesehatan. Minyak biji bunga matahari dari
pemerasan pertama, dapat disamakan dengan minyak zaitun dan dapat digunakan
sebagai minyak goreng, salads, margarine, dan minyak rambut. Minyak bunga
matahari dari pemerasan kedua dapat dibuat sabun, lilin, minyak pilincir, dan
akhirnya sebagai pengganti minyak tanah untuk penerangan.
3.
Batang keseluruhannya dibuat kompos
merupakan rabuk organis yang tinggi kadar kaliumnya. Batang, bunga, buah, dan
ampas dari biji bunga matahari merupakan makanan yang sehat bagi ternak sapi
perah maupun ayam petelur. Batang, kepala bunga, dan sekam bijinya apabila
dihancurkan dapat digunakan sebagai makanan ternak.
4.
Biji bunga matahari dibuat kwaci seperti
kwaci biji semangka, dan dapat dimakan mentah yang rasanya gurih. Biji bunga
matahari secara langsung dapat digunakan sebagai makanan burung (biji-biji
kecil) dan ayam petelur.
5.
Kulit biji (sekam) dapat digunakan untuk
membuat ampelas yang halus.
6.
Ampas minyak karena mengandung protein
yang tinggi kadarnya merupakan makanan sapi perah dan ayam petelur yang sangat baik.
7.
Menanam tanaman bunga matahari di
pekarangan merupakan tanaman hias yang megah dan menarik.
Tujuan
utama dari budi daya tanaman bunga matahari adalah menghasilkan bijinya. Biji
bunga matahari sebagai sumber minyak nabati banyak dibutuhkan dalam industri
makanan, kosmetik, kesehatan, dan lain-lain. Orang-orang Rusia sejak abad ke-18
sudah biasa memakan biji bunga matahari, baik secara mentah, direndang maupun
diasin.
Biji
bunga matahari kaya akan gizi. Berat keping bijinya berkisar antara 50% sampai
75% dari berat biji keseluruhan. Biji bunga matahari mengandung sekitar 24%
sampai 35% minyak untuk biji berkulit dan 45% sampai 55% minyak untuk biji tanpa kulit. Minyak ini
mengandung asam lemak tidak jenuh, mencapai 88% yang didominasi kandungan asam linoleat
yang mencapai 44% sampai 72%. Minyak bunga matahari termasuk golongan minyak
rendah kolestelrol menyaingi minyak jagung, minyak kacang tanah, dan minyak
kedelai, sehingga sangat baik untuk kesehatan.
Perbandingan
kandungan minyak dengan kadar asam lemak yang jenuh dan tidak jenuh pada
beberapa jenis minyak nabati, seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.1
Tabel
1.1 Perbandingan Kandungan Asam Lemak Pada Beberapa Jenis Minyak Nabati.
No
|
Jenis
Minyak Nabati
|
Asam
Lemak (%)
|
|
Jenuh
|
Tidak
Jenuh
|
||
1
|
Mentega
asli
|
59
|
41
|
2
|
Minyak
jagung
|
12
|
88
|
3
|
Margarine
|
27
|
73
|
4
|
Palm
oil
|
48
|
52
|
5
|
Minyak
kacang tanah
|
19
|
81
|
6
|
Minyak
kesumba
|
8
|
92
|
7
|
Minyak
kedelai
|
18
|
82
|
8
|
Minyak
wijen
|
15
|
85
|
9
|
Minyak
bunga matahari
|
12
|
88
|
Sumber: Rismunandar (dalam Rukmana,
2004:7)
Struktur kulit biji
bunga matahari bervariasi, dari tipis sampai tebal dank eras, serta
permukaannya kasar. Kulit biji yang tipis mudah dipisahkan dari keping bijinya,
sedangkan kulit biji yang tebal akan sulit dipisahkan dari keping bijinya.
Berat kulit biji berkisar antara 35% sampai 50% dari berat biji keseluruhan,
sisanya adalah keping bijinya. Kadar kimiawi keping biji bunga matahari terdiri
atas minyak 36% sampai 50%, protein 13% sampai 20%, sisanya berupa karbohidrat,
mineral, dan lain-lain.
Minyak bunga matahari
diperoleh dengan cara diperas dingin atau tanpa pemanasan terlebih dahulu.
Karakteristik minyak bunga matahari adalah berwarna kuning sitrun (warna kulit
jeruk sitrun yang sudah matang) dan rasanya agak manis, sehingga dapat
disamakan dengan minyak zaitun. Minyak bunga matahari tergolong minyak nabati
yang sifatnya dapat mongering perlahan-lahan (semi drying oil) yang mengandung 44% sampai 72% asam linoleic atau asam lemak yang tak jenuh.
Pada saat proses pembuatan minyak
bunga matahari akan dihasilkan ampas. Ampas ini sebagai hasil pemerasan pertama
masih mengandung protein 13% sampai 20% dan dapat menghasilkan minyak nomor dua
yang berwarna agak kehitam-hitaman.
SUMBER PUSTAKA:
Rukmana, Rahmat. 2004. Budi Daya Bunga Matahari. Cetakan Pertama.
Semarang: CV. Aneka Ilmu
No comments:
Post a Comment